Hai, disini saya mau menceritakan mengenai buku The World is
Flat karya Thomas Friedman.
Yang mana buku beliau menjadi salah satu rujukan untuk
skripsi saya. hehe
Tentunya buku ini bukan pendukung teori Flat Earth yang sedang naik daun itu, bukan, ini beda bahasan. Check this out!
Friedman adalah seorang reporter berkebangsaan Amerika yang bekerja untuk Discovery Times. Buku ini bercerita mengenai gagasan Friedman tentang globalisasi yang membuat hampir setiap tempat di dunia ini tidak ada bedanya. Gagasan ini ia dapatkan dari pengalamannya
keliling dunia serta mengamati fenomena di setiap negara.
Perjalanannya terinspirasi dari Christopher Columbus,
seorang penjelajah Eropa yang menemukan dataran Amerika. Pada awalnya Columbus diminta untuk pergi ke India, karena saat itu India sangat terkenal dengan
sumber daya alamnya berupa kain sutra, emas, permata dan mutiara. Columbus
diminta pergi ke India (yang berada di timur Eropa), tetapi ia memilih jalur
yang tak biasa, yaitu lewat barat. Perjalanan selama berhari-hari di tengah
lautan. Ia tidak pernah menemukan India. Ternyata dia salah memprediksi, bahwa
ternyata bumi merupakan daratan yang lebih luas. Karena keinginannya tidak
tercapai, maka Columbus memberikan nama penduduk di benua yang ditemukannya itu
dengan nama Indiana.
Membahas mengenai India, Friedman berkesempatan untuk mewawancarai Nandan Nilekani CEO Infosys Technologie Limited di Bangalore, India. Friedman terkejut dengan kemajuan teknologi yang terjadi di India. Semua teknologi yang berkembang memiliki ciri-ciri yang sama dengan di negaranya. Ketika dia berada di kantor Infosys, dia tidak merasa sedang di India, tetapi seperti di Amerika. Setiap sudut kantor dilengkapi dengan teknologi canggih yang memudahkan pekerjaan mereka. Cara berkomunikasi juga menggunakan Bahasa Inggris. Di ruang meeting terdapat TV besar yang bisa menampilkan/menghadirkan rekan kerjanya tanpa harus hadir di ruangan. Partner kerja yang berada di Amerika, Eropa, Jepang, Singapura dan China bisa bertemu kapan saja di ruangan tersebut dibantu dengan teknologi internet.
Membahas mengenai India, Friedman berkesempatan untuk mewawancarai Nandan Nilekani CEO Infosys Technologie Limited di Bangalore, India. Friedman terkejut dengan kemajuan teknologi yang terjadi di India. Semua teknologi yang berkembang memiliki ciri-ciri yang sama dengan di negaranya. Ketika dia berada di kantor Infosys, dia tidak merasa sedang di India, tetapi seperti di Amerika. Setiap sudut kantor dilengkapi dengan teknologi canggih yang memudahkan pekerjaan mereka. Cara berkomunikasi juga menggunakan Bahasa Inggris. Di ruang meeting terdapat TV besar yang bisa menampilkan/menghadirkan rekan kerjanya tanpa harus hadir di ruangan. Partner kerja yang berada di Amerika, Eropa, Jepang, Singapura dan China bisa bertemu kapan saja di ruangan tersebut dibantu dengan teknologi internet.
Menurutnya, manusia telah masuk babak sejarah baru, dimana
manusia bisa meniru perkembangan positif di negara lain untuk kemajuan
wilayahnya. Akses informasi yang semakin mudah memungkinkan proses meniru itu
terjadi. Kompetisi secara global telah dimulai, persaingan akan semakin ketat.
“It is now possible for more people than ever to collaborate
and compete in real time with more other people on more different kinds of work
from more different corners of the planet and on a more equal footing than at
any previous time in the history of world (using computers, email, fiber optic,
network, teleconferencing, and any dynamic software”
Menurut Friedman, dunia ini telah mengalami globalisasi
dalam 3 versi yang memiliki rulesnya
tersendiri pada setiap masanya.
Next, cerita mengenai 3 versi globalisasi sejak abad
pertengahan.
Wah Terima kasih informasinya, jadi tau kenapa Friedman terinspirasi banget sama Colombus
BalasHapus